GELAR-GELAR
YESUS
Gelar: 1 sebutan kehormatan, kebangsawanan, atau kesarjanaan
yg biasanya ditambahkan pada nama orang spt raden, tengku, doktor, sarjana
ekonomi; 2 nama tambahan sesudah nikah atau setelah tua (sbg
kehormatan): ia diberi – “Sutan”; 3 sebutan (julukan) yg
berhubungan dng keadaan atau tabiat orang; sebutan: krn gendut, ia mendapat
-- si gendut; ia mendapat – “Srikandi” dr kawan-kawannya; (KBBI offline
1.3).
Nama n 1 kata
untuk menyebut atau memanggil orang (tempat, barang, binatang, dsb): --
anjing itu Miki; 2 gelar; sebutan: dikaruniai -- Adipati; -- nya
saja pegawai tinggi, tetapi kekuasaannya tidak ada; 3 kemasyhuran;
kebaikan (keunggulan); kehormatan: ia beroleh (mendapat) --;menodai -- orang
tua, ki merusak harga diri orang tua; telah rusak -- nya, ki telah
hilang kebaikannya; menjaga -- baik, ki menjaga harga diri; (KBBI
offline 1.3).
IA MEMPUNYAI NAMA-NAMA MANUSIA
Ia memiliki
banyak nama manusia. Nama “Yesus”, yang berarti “Juruselamat” (Matius 1:21),
adalah kata Yunani untuk nama “Yoshua” di Perjanjian Lama (bdk. Kis 7:45;
Ibrani 4:8). Ia disebut “anak Abraham” (Mat 1:1) dan “anak Daud”. Nama “anak Daud”
sering kali muncul dalam Injil Matius (1:1; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31;
21:9, 15). Nama “Anak Manusia” terdapat lebih dari 80 kali dalam Perjanjian
Baru. Nama ini berkali-kali dipakai untuk Nabi Yehezkiel (2:1; 3:1, 4:1, dan
seterusnya), dan sering kali Daniel (8:17). Nama ini dipakai ketika bernubuat
tentang Kristus dan Daniel 7:13 (bdk. Mat 16:28). Nama ini dianggap oleh
orang-orang Yahudi sebagai mengacu kepada Mesias. Hal ini jelas dari kenyataan
bahwa imam besar merobek jubahnya ketika Kristus menerapkan nubuat Daniel ini
kepada diri-Nya sendiri (Luk 26:64, 65). Orang-orang Yahudi memahami bahwa
istilah ini menunjuk kepada Mesias (Yoh 12:34), dan menyebut Kristus itu Anak
Manusia adalah sama dengan menyebut Dia Anak Allah (Luk 22:69, 70). Ungkapan
ini bukan saja menunjukkan bahwa Ia adalah benar-benar manusia, tetapi bahwa Ia
juga wakil seluruh umat manusia (bdk. Ibrani 2:6-9).
1.
Yesus
Dalam bahasa Ibrani nama Yosua atau Yehosua, yang
diyunanikan menjadi Yesus, berarti “Yahwe adalah pertolonganku” atau “Yahwe
adalah penyelamat” atau “pertolongan Yahweh”. Matius 1:21 mencatat hal itu:
“.... engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan
Umat-Nya dari dosa mereka.” Nama-Nya sudah menunjukkan bahwa Ia adalah
penyelamat. Ia adalah Utusan Allah, Penyelamat ilahi, yang membebaskan manusia
dari kuasa dosa. Inilah makna nama yang diakui oleh orang Yahudi.
2.
Manusia
Dalam surat Pastoral yang berasal dari zaman kemudian
dan diwarnai oleh pikiran maju tentang Yesus juga dikatakan, “Karena Allah itu
esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu
manusia (anthropos) Kristus Yesus” (1Tim 2:5). Yesus bukan orang yang
setengah-setengah, campuran manusia dewa, seperti dalam wayang. Ia manusia
paripurna, tanpa berkurang kemanusiaan-Nya. Memang Ia berwibawa ilahi tetapi
tidak kurang manusiawi. Ia tampil sungguh manusiawi, sehingga orang-orang
secara spontan menyebut-Nya orang.
3.
Tuhan
Nama
lain yang disebutkan di Luk. 2:11 adalah Tuhan. Kata “Tuhan” di dalam bahasa
Yunani adalah “kyrios”, yang berarti “tuan” sebagai lawan dari “hamba” atau
“budak”. Seorang tuan adalah seorang yang memiliki budaknya karena budak itu
telah dibelinya. Jikalau Kepada Perjanjian disebut Tuhan, hal itu berarti,
bahwa Ia memiliki para orang yang percaya kepada-Nya, sebagai seorang tuan yang
memiliki para budaknya. Ia telah membeli para orang beriman dengan harga yang
telah lunas dibayar (1 Kor. 6:20; 7:23), bukan dengan perak atau emas,
melainkan dengan darah yang mahal ( 1 Ptr. 1:18, 19).
Sebutan
ini diberikan kepada Juru Selamat itu setelah Ia menyelesaikan karya
penyelamatan-Nya, dengan bangkit dari antara orang mati. Maka Fil. 2:11
disebutkan, bahwa Allah telah meninggalkan Dia, supaya segala lidah mengaku:
“Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemulian Allah Bapa.
4.
Anak Daud
Yesus
memang anak Daud, bukan terutama karena hubungan darah yang tidak bisa
dipastikan, melainkan karena hubungan pribadi, kaliber diri-Nya. Ia adalah Anak
Daud karena harapan Mesias yang tertumpu dalam pribadi itu, dan kepenuhan
harapan karena kepenuhan pribadi-Nya. Kepenuhan itu bukan karena kekuasaan dan
kekuatan senjata, sehingga Ia menempatkan lawan-lawan di bawah telapak
kaki-Nya, melainkan karena kuat kuasa kasih-Nya yang menimbulkan ketentraman
dan ketenangan hati. Anak Daud, memang sebutan Yesus, sebutan yang paling
Yahudi. Yesus menerima sebutan itu, karena memang Ia layak disebut demikian,
tetapi Ia sebetulnya lebih dari itu. Ia berdiri besar dari Daud, seperti pernah
dinyatakan bahwa yang ada disini lebih dari pada Salomo (bdk. Luk 11:31).
5.
Anak Manusia
Gelar
Anak Manusia merupakan gelar favorit pribadi Yesus. Gelar ini muncul 82 kali
dalam Perjanjian Baru dan hampir seluruhnya dalam Injil. Sekali saja ditemukan
dalam Kisah Rasul 7:56. Dan hampir semua, kecuali dua kali, gelar itu terungkap
dari mulut Yesus (bdk. Yoh 12:34). Dalam bahasa Aram “Anak Manusia” (bar-nasya)
tidak digunakan sebagai gelar, melainkan sebutan biasa yang berarti “orang”,
anggota umat manusia. Gelar Anak Manusia dikenakan pada Yesus guna mengingatkan
proses perjuangan, dan digunakan sedemikian rupa untuk mengejutkan para
pendengar-Nya. Yesus sendiri tentu tahu bahwa kemuliaan yang diberikan Bapa
akan dikembalikan pada-Nya. Ia tahu bahwa kemulian itu dikembalikan lewat jalan
penderitaan yang menjadi tanda setia kepada Bapa dan tanda setia ini harus
ditempuh-Nya. Sebagai hamba Allah Ia harus menderita sebagai manusia. Sebagai
anak manusia akhirnya Ia mulia. Gelar anak manusia sekaligus menunjukkan
kemuliaan dan kerendahan tuntas Yesus Kristus.
6.
Anak Allah
Injil Markus dibuka dengan pernyataan: “Inilah
permulaan Injil Yesus Kristus, Anak Allah” (1:1). Dalam 1 Yoh 4:15 juga
ditulis: “Barangsiapa mengakui, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap
berada di dalam Dia dan Dia di dalam Allah”. Siapakah yang mengalahkan dunia,
selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah” (1 Yoh 5:5).
Ia menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian
menyamatakan diri-Nya dengan Allah (5:18).
7.
Mesias
Kata Mesias berasal dari kata kerja masyah yang
berarti mengurapi. Maka Mesias berarti sang terurapi. Di antara orang Yahudi,
pengurapan dihubungkan dengan tiga macam orang. Pertama, dihubungkan dengna
nabi. Elia diperintah agar mengurapi Elisa sebagai nabi, menggantikan kedudukan
dan peranannya (1Raja 19:16). Merupakan tuntutan nabi bahwa Roh Allah ada
padanya, karena Allah mengurapi dia untuk mewartakan kabar baik (Yes 61:1).
Kedua, pengurapan dihubungkan dengan Imam. Allah memerintahkan imam-imam
diurapi dan disucikan sehingga pantas menjadi pelayan bagi-Nya (Kel 28:41).
Ketiga, pengurapan terutama dihubungkan dengan raja. Dalam perumpamaan Yotam
dikisahkan bahwa pohon keluar untuk mengurapi raja (Hak 9:8).
Ketika
Andreas bertemu Yesus, ia segera memberi tahu Simon, saudaranya, dengan
pernyataan bahwa ia menemukan Mesias (1:41). Putri Samaria mengatakan kepada
Yesus, bila Mesias datang, ia akan mengajar mereka tentang banyak hal (Mat
4:25). Injil Yohanes menyatakan kepada kita bahwa Kristus dalam bahasa Yunani
adalah terjemahan, tafsiran Mesias dalam bahasa Ibrani, yang berarti sang
terurapi.
8.
Juru
Selamat
Di
Lukas 2:11 malaikat memberikan kepada para gembala di Efrata, bahwa pada hari
itu telah lahir bagi mereka Juru Selamat. Demikian Kepala Perjanjian itu
disebut Juru Selamat, karena Ia menyelamatkan atau melepaskan umatnya dari dosa
mereka (Mat. 1:21), bahkan Ia juga menyelamatkan dunia, sehingga Ia juga
disebut Juru Selamat Dunia (1: Yoh 4:14). Kristus adalah Juru Selamat, bukan
Guru Selamat. Ia mendatangkan keselamatan, bukan mengajarkan ajaran
keselamatan. Ia adalah keselamatan itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Lembaga Alkitab Indonesia. 2008. Alkitab PENUNTUN Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas.
Hadiwijono, Harun. 2012. Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia.
Darmawijaya. 1987. Gelar-Gelar Yesus. Yogyakarta: Kanisius.
Thiessen, Henry C.2010. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas.
Browning, W.R.F. 2013. Kamus Alkitab. Jakarta: Gunung Mulia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar