Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 30 April 2016

Gelar-Gelar Yesus

GELAR-GELAR YESUS

Gelar: 1 sebutan kehormatan, kebangsawanan, atau kesarjanaan yg biasanya ditambahkan pada nama orang spt raden, tengku, doktor, sarjana ekonomi; 2 nama tambahan sesudah nikah atau setelah tua (sbg kehormatan): ia diberi – “Sutan”; 3 sebutan (julukan) yg berhubungan dng keadaan atau tabiat orang; sebutan: krn gendut, ia mendapat -- si gendut; ia mendapat – “Srikandi” dr kawan-kawannya; (KBBI offline 1.3).

Nama n 1 kata untuk menyebut atau memanggil orang (tempat, barang, binatang, dsb): -- anjing itu Miki; 2 gelar; sebutan: dikaruniai -- Adipati; -- nya saja pegawai tinggi, tetapi kekuasaannya tidak ada; 3 kemasyhuran; kebaikan (keunggulan); kehormatan: ia beroleh (mendapat) --;menodai -- orang tua, ki merusak harga diri orang tua; telah rusak -- nya, ki telah hilang kebaikannya; menjaga -- baik, ki menjaga harga diri; (KBBI offline 1.3).

IA MEMPUNYAI NAMA-NAMA MANUSIA
Ia memiliki banyak nama manusia. Nama “Yesus”, yang berarti “Juruselamat” (Matius 1:21), adalah kata Yunani untuk nama “Yoshua” di Perjanjian Lama (bdk. Kis 7:45; Ibrani 4:8). Ia disebut “anak Abraham” (Mat 1:1) dan “anak Daud”. Nama “anak Daud” sering kali muncul dalam Injil Matius (1:1; 9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31; 21:9, 15). Nama “Anak Manusia” terdapat lebih dari 80 kali dalam Perjanjian Baru. Nama ini berkali-kali dipakai untuk Nabi Yehezkiel (2:1; 3:1, 4:1, dan seterusnya), dan sering kali Daniel (8:17). Nama ini dipakai ketika bernubuat tentang Kristus dan Daniel 7:13 (bdk. Mat 16:28). Nama ini dianggap oleh orang-orang Yahudi sebagai mengacu kepada Mesias. Hal ini jelas dari kenyataan bahwa imam besar merobek jubahnya ketika Kristus menerapkan nubuat Daniel ini kepada diri-Nya sendiri (Luk 26:64, 65). Orang-orang Yahudi memahami bahwa istilah ini menunjuk kepada Mesias (Yoh 12:34), dan menyebut Kristus itu Anak Manusia adalah sama dengan menyebut Dia Anak Allah (Luk 22:69, 70). Ungkapan ini bukan saja menunjukkan bahwa Ia adalah benar-benar manusia, tetapi bahwa Ia juga wakil seluruh umat manusia (bdk. Ibrani 2:6-9).

   1.     Yesus
Dalam bahasa Ibrani nama Yosua atau Yehosua, yang diyunanikan menjadi Yesus, berarti “Yahwe adalah pertolonganku” atau “Yahwe adalah penyelamat” atau “pertolongan Yahweh”. Matius 1:21 mencatat hal itu: “.... engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan Umat-Nya dari dosa mereka.” Nama-Nya sudah menunjukkan bahwa Ia adalah penyelamat. Ia adalah Utusan Allah, Penyelamat ilahi, yang membebaskan manusia dari kuasa dosa. Inilah makna nama yang diakui oleh orang Yahudi.

   2.     Manusia
Dalam surat Pastoral yang berasal dari zaman kemudian dan diwarnai oleh pikiran maju tentang Yesus juga dikatakan, “Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia (anthropos) Kristus Yesus” (1Tim 2:5). Yesus bukan orang yang setengah-setengah, campuran manusia dewa, seperti dalam wayang. Ia manusia paripurna, tanpa berkurang kemanusiaan-Nya. Memang Ia berwibawa ilahi tetapi tidak kurang manusiawi. Ia tampil sungguh manusiawi, sehingga orang-orang secara spontan menyebut-Nya orang.

   3.     Tuhan
Nama lain yang disebutkan di Luk. 2:11 adalah Tuhan. Kata “Tuhan” di dalam bahasa Yunani adalah “kyrios”, yang berarti “tuan” sebagai lawan dari “hamba” atau “budak”. Seorang tuan adalah seorang yang memiliki budaknya karena budak itu telah dibelinya. Jikalau Kepada Perjanjian disebut Tuhan, hal itu berarti, bahwa Ia memiliki para orang yang percaya kepada-Nya, sebagai seorang tuan yang memiliki para budaknya. Ia telah membeli para orang beriman dengan harga yang telah lunas dibayar (1 Kor. 6:20; 7:23), bukan dengan perak atau emas, melainkan dengan darah yang mahal ( 1 Ptr. 1:18, 19).
Sebutan ini diberikan kepada Juru Selamat itu setelah Ia menyelesaikan karya penyelamatan-Nya, dengan bangkit dari antara orang mati. Maka Fil. 2:11 disebutkan, bahwa Allah telah meninggalkan Dia, supaya segala lidah mengaku: “Yesus Kristus adalah Tuhan”, bagi kemulian Allah Bapa.

   4.     Anak Daud
Yesus memang anak Daud, bukan terutama karena hubungan darah yang tidak bisa dipastikan, melainkan karena hubungan pribadi, kaliber diri-Nya. Ia adalah Anak Daud karena harapan Mesias yang tertumpu dalam pribadi itu, dan kepenuhan harapan karena kepenuhan pribadi-Nya. Kepenuhan itu bukan karena kekuasaan dan kekuatan senjata, sehingga Ia menempatkan lawan-lawan di bawah telapak kaki-Nya, melainkan karena kuat kuasa kasih-Nya yang menimbulkan ketentraman dan ketenangan hati. Anak Daud, memang sebutan Yesus, sebutan yang paling Yahudi. Yesus menerima sebutan itu, karena memang Ia layak disebut demikian, tetapi Ia sebetulnya lebih dari itu. Ia berdiri besar dari Daud, seperti pernah dinyatakan bahwa yang ada disini lebih dari pada Salomo (bdk. Luk 11:31).

   5.     Anak Manusia
Gelar Anak Manusia merupakan gelar favorit pribadi Yesus. Gelar ini muncul 82 kali dalam Perjanjian Baru dan hampir seluruhnya dalam Injil. Sekali saja ditemukan dalam Kisah Rasul 7:56. Dan hampir semua, kecuali dua kali, gelar itu terungkap dari mulut Yesus (bdk. Yoh 12:34). Dalam bahasa Aram “Anak Manusia” (bar-nasya) tidak digunakan sebagai gelar, melainkan sebutan biasa yang berarti “orang”, anggota umat manusia. Gelar Anak Manusia dikenakan pada Yesus guna mengingatkan proses perjuangan, dan digunakan sedemikian rupa untuk mengejutkan para pendengar-Nya. Yesus sendiri tentu tahu bahwa kemuliaan yang diberikan Bapa akan dikembalikan pada-Nya. Ia tahu bahwa kemulian itu dikembalikan lewat jalan penderitaan yang menjadi tanda setia kepada Bapa dan tanda setia ini harus ditempuh-Nya. Sebagai hamba Allah Ia harus menderita sebagai manusia. Sebagai anak manusia akhirnya Ia mulia. Gelar anak manusia sekaligus menunjukkan kemuliaan dan kerendahan tuntas Yesus Kristus.

   6.     Anak Allah
Injil Markus dibuka dengan pernyataan: “Inilah permulaan Injil Yesus Kristus, Anak Allah” (1:1). Dalam 1 Yoh 4:15 juga ditulis: “Barangsiapa mengakui, bahwa Yesus adalah Anak Allah, Allah tetap berada di dalam Dia dan Dia di dalam Allah”. Siapakah yang mengalahkan dunia, selain dari pada dia yang percaya, bahwa Yesus adalah Anak Allah” (1 Yoh 5:5). Ia menyatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamatakan diri-Nya dengan Allah (5:18).

   7.     Mesias
Kata Mesias berasal dari kata kerja masyah yang berarti mengurapi. Maka Mesias berarti sang terurapi. Di antara orang Yahudi, pengurapan dihubungkan dengan tiga macam orang. Pertama, dihubungkan dengna nabi. Elia diperintah agar mengurapi Elisa sebagai nabi, menggantikan kedudukan dan peranannya (1Raja 19:16). Merupakan tuntutan nabi bahwa Roh Allah ada padanya, karena Allah mengurapi dia untuk mewartakan kabar baik (Yes 61:1). Kedua, pengurapan dihubungkan dengan Imam. Allah memerintahkan imam-imam diurapi dan disucikan sehingga pantas menjadi pelayan bagi-Nya (Kel 28:41). Ketiga, pengurapan terutama dihubungkan dengan raja. Dalam perumpamaan Yotam dikisahkan bahwa pohon keluar untuk mengurapi raja (Hak 9:8).
            Ketika Andreas bertemu Yesus, ia segera memberi tahu Simon, saudaranya, dengan pernyataan bahwa ia menemukan Mesias (1:41). Putri Samaria mengatakan kepada Yesus, bila Mesias datang, ia akan mengajar mereka tentang banyak hal (Mat 4:25). Injil Yohanes menyatakan kepada kita bahwa Kristus dalam bahasa Yunani adalah terjemahan, tafsiran Mesias dalam bahasa Ibrani, yang berarti sang terurapi.

   8.     Juru Selamat
Di Lukas 2:11 malaikat memberikan kepada para gembala di Efrata, bahwa pada hari itu telah lahir bagi mereka Juru Selamat. Demikian Kepala Perjanjian itu disebut Juru Selamat, karena Ia menyelamatkan atau melepaskan umatnya dari dosa mereka (Mat. 1:21), bahkan Ia juga menyelamatkan dunia, sehingga Ia juga disebut Juru Selamat Dunia (1: Yoh 4:14). Kristus adalah Juru Selamat, bukan Guru Selamat. Ia mendatangkan keselamatan, bukan mengajarkan ajaran keselamatan. Ia adalah keselamatan itu sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Lembaga Alkitab Indonesia. 2008. Alkitab PENUNTUN Hidup Berkelimpahan. Malang: Gandum Mas.
Hadiwijono, Harun. 2012. Iman Kristen. Jakarta: Gunung Mulia.
Darmawijaya. 1987. Gelar-Gelar Yesus. Yogyakarta: Kanisius.
Thiessen, Henry C.2010. Teologi Sistematika. Malang: Gandum Mas.

Browning, W.R.F. 2013. Kamus Alkitab. Jakarta: Gunung Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar