AKU DAN KASIH DALAM HIDUP BERSESAMA
“Aku akan terus berubah bukan untuk tidak
menjadi aku, melainkan semakin menjadi aku seutuhnya.” Aku adalah peribadiku sendiri, dengan kelebihan dan keterbatasan yang ada di dalam Aku dan tidak akan pernah
berubah menjadi diri orang lain karena Aku hanyalah pribadiku sendiri dan bukan orang lain.
Aku ada karena aku – aku yang lain juga ada, dimana aku sebagai seorang pribadi
yang tumbuh dan berkembang karena aku yang lain dengan aku yang adalah pribadiku sendiri hidup bersama dalam kasih. Sehingga Aku ada di dalam aku yang lain, sehingga apa yang Aku tidak akan dapat lakukan karena hanya
aku yang terbatas. Aku yang terbatas membutuhkan aku terbatas yang, Aku yang terbatas bersatu bersama keterbatasan aku yang lain dan membangun kebersamaan, membuat komitmen agar saling mendukung dan menopang. Sehingga Aku dan aku yang lain lebih
berarti dan pada akhirnya menjadi kita yang kuat.
Aku ada di dalam dia dan aku yang lain hidup di dalam
aku, maka kita akan terbentuk menjadi satu dimana terdapat aku – aku yang lain
dalam karakter dan kemampuan yang berbeda dengan berlandaskan kasih antara Aku
dengan aku – aku yang lain. Aku kuat bersama aku yang lain dan aku yang lain kuat bersama Aku, sehingga menjadi kita yang membentuk interaksi dinamis dan
membangun. Kita melebur di dalam kasih abadi, tidak akan terpisah
menjadi aku – aku yang terbatas, karena kita bersinar jika bersama dan akan lebih
bergelora dalam kebersesamaan. Sehingga kasih yang nyata itu dapat membias kepada pribadi – pribadi yang lain.
Hidup di dunia ini tidak cukup hanya bersama saja, karena kita tidak akan menciptakan interaksi di dalamnya, tapi bagaimana
kita dapat bersama di dalam komitmen menjadi satu Aku diantara begitu banyak aku adalah pribadi yang lainnya. Lebih dari pada itu kita akan menyatukan satu
seruan, satu pendapat dan satu tujuan yang sama dalam mewujudnyatakannya
dengan kelebihan dan keterbatasan yang menjadi daya dan juang dalam mencapai
suatu tujuan itu. Semua hal tersebut dapat kita artikan sebagai Persekutuan dengan berdasarkan kasih, agar kita memiliki rasa tanggungjawab bersama. Hal
tersebut bukan berarti keberhasilan dan kesusahan harus di tanggung bersama,
tapi bagaimana kita dapat peka dan saling peduli di dalam persekutuan yang
hidup dalam satu komitmen.
Dianalogikan dengan sebuah bahtera yang di namakan Bahtera Persekutuan. Bukan hanya menjadi suatu wadah dimana orang – orang
berkumpul, akan tetapi kita dapat melihat bahwa tidak mungkin hanya dengan satu Aku yang terbatas
dapat memberi komando kepada semua bagian dan bidang di dalam nya. Sehingga harus
ada pembagian tanggungjawab sesuai dengan kelebihannya masing – masing dan dengan
tanggungjawab penuh atas bagian – bagian yang dia dapatkan tersebut. Bagaimana Aku yang terbatas dapat menggerakkan bahtera persekutuan ini dengan sendiri? Tapi
akan menjadi mungkin jika kita sehati dan sepikir di dalam pelaksanaannya.
Sehingga pada akhirnya kita akan mencapai tujuan utama dari setiap Aku yang
telah menjadi kita dalam kemerdekaannya mencapai suatu keberhasilan.
Cinta-kasih setiap orang itu berbeda dan punya
kadarnya masing – masing, Aku tidak akan menuntut aku yang lain supaya lebih
dan lebih terhadap Aku, aku yang lain juga tidak akan demikian kepada Aku
pribadi, tetapi bagaimana kita saling membangun dan mengisisi di dalam setiap
bagian kehidupan kita dan menjadi tetap stabil tanpa ada celah yang tidak
tertutup. Kesempurnaan itu dinamakan lingkaran kasih dalam persekutuan, dengan membuka tangan terhadap pribadi yang lain. Kasih yang sempurna itu luar
biasa, sehingga orang lain akan terkesima dan dengan kerendahan hati mau bergabung
untuk menerimanya juga.
Manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan bantuan orang lain, karena
pada hakikatnya seorang pribadi tidak dapat tumbuh dan berkembang sendiri tanpa
orang lain. Satu pribadi akan berinteraksi jika ada pribadi yang lain yang juga
memiliki perasaan, sehingga kasih itu nyata dan bukan berinteraksi dengan benda
mati yang tidak memiliki perasaan, seperti pribadi manusia pada setiap diri
pribadinya. Kehidupan seperti ini dapat juga membawa kita berpikir ke arah
sosial, dimana banyak orang yang lemah dan tidak mempunyai tingkatan yang sama
dengan yang lainnya, bahkan jauh lebih di bawah tingkatan kesetaraan pada
umumnya. Kita dapat menyadari bahwa mereka membutuhkan kita dan kita juga kuat
bersama dengan mereka, karena tanpa mereka tidak akan ada penilaian atau tolak ukur antara kita dan dia dan tanpa kita dia tidak akan dapat di tinjau
dari keberadaan hidupnya. Kasih akan menjadi lingkaran persekutuan yang
sempurna, jikalau kita peduli terhadap apa yang dialami dari aku – aku
yang lain nya.
Aku punya kewajiban untuk melindungi aku yang lain dan
aku yang lain mempunyai kewajiban untuk melindungi aku. Semua ini dapat terjadi
karena adanya rasa saling peduli dan sayang terhadap pribadi orang lain, berlandaskan
dari perasaan dan berlanjut ke jenjang lebih tinggi yaitu, kasih antara sesama
manusia. Kita akan dapat berjalan tegak dan berwibawa, jikalau
persekutuan itu tercapai dengan sempurna, bukan hanya sekedar bersekutu akan
tetapi bagaimana menerapkan kasih di dalam suatu wadah persekutuan. Kasilah aku yang lain maka secara tidak langsung aku
yang tidak terlihat akan merasakannya, karena mustahil jikalau aku mengasihi
aku yang tidak terlihat sedangkan aku yang terlihat kita tidak bisa kasihi
dengan baik. Pribadiku dan pribadi yang lain akan menjadi satu kesatuan dan
membentuk dua aku yang berbeda dan menjadi kita. Aku dan aku yang lain hanya dapat
menjadi kita yang sama, jika didasari dalam pemahaman dan pemikiran yang sama.
Hal inilah yang sekarang sudah mulai hilang, kita terkadang merasa
lebih mampu dari aku yang lain dan kita yang terbentuk adalah kita yang semu
karena tidak memiliki makna dan dasar dalam pembentukannya.
Dalam keadaan sekarang ini masih banyak pribadi yang
lebih menjadi pribadi yang menyendiri dan tidak peduli terhadap aku – aku yang
lain, padahal hubungan yang baik itu harus di bangun dalam lingkungan kita yang
terdapat juga pribadi yang lain dan kita yang sudah terbentuk dapat berarti di
tengan kita – kita yang lain, di dalam ruang lingkup hidup untuk saling bersesama dalam menjalani hidupnya. Kuat kita
bersama tapi akan hancur bahkan tidak menghasilkan apa – apa jika hanya
sendiri, karena setitik pun kita tidak punya pribadi yang hanya mempunyai sisi
lebih akan tetapi kita harus sadari bahwa sisi kekurangan itu tetap ada dan
pasti ada di setiap pribadi Aku yang lain. Bayangkan jika aku melakukan hal yang seharusnya dan
lebih mudahnya dilakukan oleh bantuan aku – aku yang lain, pasti aku akan
mendapat hasil yang tidak maksimal, menguras tenaga dan pikiran berkalilipat.
“Berat sama di pikul dan ringan sama di jinjing”
artinya dengan kita bersama maka aku akan dapat malakukan sesuatu hal itu
menjadi maksimal karena adanya aku – aku yang lain. Sungguh luar biasa kekuatan
antara satu pribadi dengan pribadi yang lain menjadi kita yang sempurna, dan
kasih itu juga dapat terealisasi dengan baik tanpa mengeluarkan tenaga dan
pikiran yang besar. Hidup bersama akan terasa bahwa kebersamaan itu adalah
bagian kehidupan manusia yang tidak dapat dipisahkan begitu saja. Sehebat apa
pun seorang pribadi menjauhkan dirinya, maka pada akhirnya akan kembali dan
melakukan interaksi juga, karena hakikatnya ialah makhluk sosial yang tidak dapat
hidup tanpa orang lain.
"Aku
adalah aku dan akan tetap menjadi aku, tetapi Aku dan aku – aku yang lain harus saling
belebur menjadi satu aku diantara banyak aku – aku yang lain di dalamnya dengan
demikian aku yang sempurna menjadi damai karena bukan lagi aku, dia dan mereka, melainkan aku yang adalah pribadi yang menjadi satu."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar