Wikipedia

Hasil penelusuran

Kamis, 28 April 2016

LITURGIKA

BENTUK – BENTUK LITURGI

      I.      LITURGI MENJELANG ABAD PERTENGAHAN
Masa tersebut berlangsung sekitar satu setengah abad, antara zaman setelah Augustinus dan sebelum Gregorius I. Masa ini diwarnai oleh keberhasilan kaisar Konstantin Agung (± 274-337, kaisar sejak 312) bersama Lycinus Augustus dalam Edikmilano (313) menghasilkan hubungan baik antara gereja dan agama.
·         Ibadah agama lama
Peribadahan agama lama dilarang, tetapi ritus-ritusnya dibawa masuk ke dalam liturgi gereja. Salah satu contoh kreatifitas yang mengkristenkan agama lama antara lain refrigerium, yakni upacara perjamuan di makam. Contoh lain seperti respon – respon umat, antara lain libera Nos, Domine (bebaskanlah kami, ya Tuhan), Terogamus, Oudinos (kami mohon dengarkanlah kami).
·         Budaya Imperial dan tata busana
Budaya kekaisaran yang masuk ke dalam liturgi, tata busana liturgi, misalnya jubah imam yang tampak agung dan penutup kepala mirip mahkota, tata gerak liturgis, misalnya prosesi yang terlihat anggun, mencium tangan uskup dan berlutut di altar. Arsitektur gedung gereja yang besar menunjukkan keagungan dan kemegahan imperial.
·         Gereja di Yerusalem
Gereja di Yerusalem mempunyai dua karakter dalam ibadah, ibadah yang berlatar belakang katedral dengan sifat komunal dan ibadah biara, berlatar belakang pribadi/personal.
·         Tradisi liturgi membiara
Liturgi membiara memiliki perbedaan terutama dalam hal praksis dengan liturgi gereja waktu itu yaitu dalam hal fundamental. Hal ini karena liturgi gereja telah dicemari dengan urusan politik dan duniawi. Gereja menjadi seolah-olah tampak sekuler.

       2.      LITURGI ABAD PERTENGAHAN PERTAMA
     Liturgi abad pertengahan pertama adalah masa antar Gregorius I (590-604) dan Gregorius IV (1073-1085). Sekitar abad ke-7 ritus-ritus liturgi yang berbeda baik Timur maupun di Barat telah menemukan bentuk dasar serta ciri khas masing-masing. Dalam sejarah abad ke-5, ada dua rumpun tradisi besar dalam liturgi, 1. Liturgi Roma (tersebar di luar Roma, bahkan ke Italia ke arah selatan) dan 2. Liturgi Gallia (tersebar mulai dari timur menuju kearah Italia Utara).
·         Buku-buku Liturgi dan Rumpun Tradisi Roma dan Gallia
Rumpun-rumpun tradisi liturgi dibarengi dengan penertiban buku-buku kebaktian atau buku-buku liturgi. Buku-buku yang termasuk dalam rumpun liturgi Roma, yaitu : Sacramentarium Gregorius, buku yang diperkirakan berasal dari zaman Karel Agung (742-814). Isinya tentang ordinarium misa, doa-doa, prefasi, unsur-unsur misa, nyanyian resitasi untuk uskup, berbagai hari raya dan tahun liturgi yang dimulai dari malam Natal 24 Desember, doa-doa penahbisan diakon, imam atau presbiter dan uskup. Sacramentarium Leonia, pada sekitar abad ke-7 berisi dua belas seksi hari raya yang berhubungan dengan dua belas bulan yang bersangkutan. Kumpulan Naskah Revenna, pada sekitar abad ke-10 di kota Revenna. Buku tersebut berisi empat puluh doa persiapan Natal. Ordines Romani, pada sekitar abad ke-9 dan ke-15 berisi liturgi ekaristi, baptisan dan doa penahbisan.
Buku-buku liturgi Gallia, yaitu : Missale Gothicum, buku ini berisi banyak unsur dari Roma, antara lain misa malam Natal, misa para kudus, setelah Epifania, Minggu-minggu Pra-paskah, Paskah, perayaan penemuan Salib Kudus, hari raya penginjilan Yohanes dan sebagainya. Misalle Gallicanum Vetus, buku ini berisi misi bagi Santo Germanus dari Auxerre, doa-doa bagi perawan dan janda, misa in Advenum Domini, Malam Natal, malam setelah Natal, ritus-ritus ketekumenat, traditio symboli dan minggu-minggu sebelum paska. Misa-misa yang dipublikasikan oleh Mone, buku yang berasal dari misa Gallia, tanpa pengaruh unsur Roma. Buku pengajaran Luxeunceilk, pada sekitar abad ke-7 berisi pengajaran-pengajaran misa sesuai dengan tahun liturgi Gallia. Surat-surat Santo Germanus dari Paris, terdapat dalam surat Germanus episcopus Parisius scripsit demissa. Isinya adalah tata misa, unsur-unsur liturgi secara detail, perayaan untuk peristiwa istimewa dan tata busana liturgi. Buku-buku Inggris dan Irlandia, buku ini menggunakan bahasa Latin antara abad ke-8 dan ke-10 dan unsur Gallia yang berbahasa Yunani. Isinya adalah ordinarium misa, doa-doa untuk peristiwa istimewa yang bersifat proprium, ordo babtismi, ordo ad infirmum visitandum dan misa untuk Irlandia. Misa Bobbia, isinya adalah tiga misa Adventum Domini, Malam Natal, hari raya para Kudus. Buku-buku Ambrosian, pada sekitar abad ke-10 termasuk kumpulan Ambrosian di Milan. Isinya adalah hari raya Santo Martinus pada 11 November dan minggu-minggu setelah Pentakosta. Buku-buku Mozarabis, terdiri dari Sakramentaris pada sekitar abad ke-10.
·         Liturgi Papal dalam Liturgi Roma
Tradisi Roma merupakan penyesuaian dengan budaya imperial dan ibadah paganistis. Tradisi utara dengan pola Franko-Jerman setelah abad ke-8 dan zaman kepausan membawa dampak bagi timbulnya liturgi kepausan, disebut liturgi papal atau ritus papal.
·         Liturgi Gallia
Liturgi Gallia berasal dari liturgi oriental dan pada mulanya menggunakan bahasa Yunani. Setelah penyebarannya ke daerah Italia, bahasa yang formula Yunani pun bercampur dengan bahasa dan formula Latin.
·         Perkembangan dan Penetapan Sakramen
Pada abad ke-16 ada penetapan jumlah sakramen, walaupun tidak pernah dilakukan secara tegas. Ada tujuh sakramen, yaitu baptisan anak dan tobat, krima atau peneguhan baptisan oleh uskup, ritus pertobatan dan pengampunan, perminyakan akhir hayat, penahbisan imam, persekutuan umat dalam perkawinan, dan perjamuan kudus atau misa. Menjelang akhir abad pertengahan, Paus Eugenius IV (1431-1447) mengkristalisasikan doktrin sakramen. Ia mengukuhkan jumlah sakramen, ada tujuh sakramen, yaitu : baptisan, konfirmasi, misa, pertobatan, perminyakan suci, penahbisan dan perkawinan.
·         Perkembangan Disiplin Spritualitas dan Monastik
Pada awal abad pertengahan, biara Barat mulai menjadi mandiri dan mapan dalam menerapkan metode pelatihan spritualitas. Dalam hal metode askese, biara Barat banyak menimba ilmu dari gerakan monastik padang pasir di Mesir. Biara bukan hanya monumental pada dirinya, melainkan juga memberikan sumbangsih besar dalam pembaharuan liturgi dan spritualitas. Disiplin hidup yang tinggi, keteraturan di dalam menyelenggarakan liturgi harian, keheningan di dalam liturgi dan bejana yang menyimpan khazanah musik liturgi sepanjang masa, merupakan sebagai bukti bagaimana biara pada suatu saat membarui kebekuan liturgi gereja. Gerakan liturgis abad ke-19 dan ke-20 nanti kembali menyadarkan dunia akan peran biara. Tanpa biara di dunia, kehidupan belumlah lengkap.

     3.      LITURGI ABAD PERTENGAHAN KEDUA
Liturgi abad pertengahan kedua adalah masa antara menjelang Paus Gregorius VII (±1033-1085) dan menjelang reformasi abad ke-16. Paus Gregorius VII dan Paus Nikolas II mencurahkan perhatian serius untuk membatasi dominasi pemerintahan (kaisar) dalam mencampuri urusan gereja. Muncul pula dampak lain setelah gereja ingin mengatasi kuasa Negara. Dampak tersebut terjadi dalam tubuh gereja sendiri. Perayaan liturgi adalah salah satu dampak tersebut. Katedral-katedral menjadi makin kokoh. Sejumlah gedung gereja yang megah didirikan. Perkembangan ordo-ordo biara meningkat pada zaman tersebut. Kelanjutan dan perkembangan liturgi Papal memunculkan terbentuknya sejumlah gedung gereja berdasarkan sifat perhatiannya. Ada yang kudus dan utama disebut gereja induk, kemudian menjadi gereja katedral untuk melayani liturgi papal. Ada juga yang tidak melayankan liturgi Papal, disebut gereja parokial.
·         Gereja Katedral di antara Gereja Parokial
Hingga abad ke-7, banyak bangunan gereja katedral berarsitektur basilica. Waktu itu liturgi di basilica Lutheran telah lepas dari akarnya sehingga berkembang atau sebenarnya terpelihara dua bentuk liturgi, yaitu :
1.      Pemeliharaan ritus dan perayaan liturgi di kapel Paus (capellani domini papae), dan 2. Perkembangan liturgi secara independen di basilicia Lutheran.
·         Arsitektur Gereja
Setelah tahun 600-an, antara zaman konstantinus dari Karel agung, muncul zaman baru yang dikenal dengan abad-abad pertengahan sebagai masa kebangkitan arsitektur gereja. Arsitektur gereja juga bukan sekedar berdasarkan kebutuhan fungsional dan tempat untuk menampung orang sebanyak-banyaknya, melainkan sebagai sarana spritual untuk merasakan perjumpaan dengan Allah.
·         Liturgi Pernikahan
Liturgi nikah pada abad pertengahan didasarkan pada sakramentaria Roma. Dalam sakramentarium Leonia abad ke-7, liturgi nikah disebut incipit velatio niuptealis, yakni pemberkatan tudung. Pemberkatan tersebut berisi 6 doa yaitu: 1. Doa collecta, memohon berkat Allah secara umum. 2. Doa secreta dan hanc igitus, khusus untuk mempelai. 3. Doa pro sacra lege coniugii, permohonan agar perjamuan yang diberikan oleh perempuan di terima sebagai hukum suci pernikahan. 4. Doa bagi pasangan yang dipersatukan Allah. Ini juga merupakan doa persiapan bahwa Allah menetapkan pernikahan mereka untuk melahirkan keturunan. 5. Doa pro famula tua illa, yakni doa berkat dan mengingatkan bahwa pada usia muda Allah menyatukan mempelai perempuan dengan suaminya untuk tumbuh bersama hingga tua. 6. Doa pater mundi conditor (Bapa Sang Khalik Dunia), yakni doa-doa bagi mempelai tentang kisah penciptaan, adalah sebagai berikut : a. Penciptaan manusia melalui perempuan untuk meneruskan umat manusia. b. Perempuan sebagai yang lemah bergabung dengan yang kuat, lalu melahirkan anak. c. Bagi istri yang baik dan memegang hukum disebut aeterna iura. d. Pernikahan bukan hanya untuk mendapatkan anak, melainkan juga untuk tetap beriman. e. Pernikahan di dalam Kristus atau fidelis et casta nubat un Christo.
·         Ordo – ordo biara Baru
Abad-abad pertengahan kedua juga diwarnai dengan munculnya beberapa ordo biara yang kemudian menjadi induk biara-biara dimasa kemudian.
·         Persebaran Brevir dan Liturgi Harian
Brevir berasal dari kata latin brevio atau breviarium, artinya penyingkatan atau ringkasan. Namun, brevir bukan sama sekali buku kecil yang berisi ringkasan ibadah. Brevir berisi tata pelaksanaan liturgi, doa – doa dan nyanyian. Ada sekitar tujuh atau delapan jenis brevir yang berasal dari abad-abad pertengahan antara lain brevir nyanyian primitif dalam dua jenis, brevir primitif portabel dalam dua jenis, brevir nyanyian dan notasinya, dalam tiga jenis, brevir porta

Buku Literatur

Rasid Rachman. 2010. Pembimbing sejarah Liturgi. Jakarta: BPK Gunung Mulia.

Griemer. 2010. Cermin Injil ilmu Liturgi. Yayasan komunikasi bina kasih, litindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar