Wikipedia

Hasil penelusuran

Senin, 02 Mei 2016

Telisik Agama Ed. 1

HANYA ORANG SALEH YANG TAHU

Sekarang aku hampir berusia 19 tahun, angka yang cukup untuk menggambarkan perjalanan hidup yang ku jalani. Selama itu pula aku terus mencari keberadaan-Mu, Engkau yang diakui dunia sebagai sang pemilik semesta. Sewaktu aku kecil, keluargaku mengenalkan ku kepada-Mu. Aku menerima setiap hal yang dibicarakan dan disampaikan tentang-Mu, walau aku tidak mengerti akan hal itu tapi kuterima dengan kepatuhan. Setiap hari-hari yang kulewati, aku menyaksikan banyak orang membicarakan-Mu, berdoa, bermohon kepada-Mu dan bahkan tak jarang aku menyaksikan di televisi orang-orang saling membunuh mengatas namakan-Mu. Sering kali aku menyempatkan diri untuk bertanya kepada orang-orang saleh tentang-Mu, banyak jawaban dan penjelasan panjang yang kuterima, tapi aku tidak cukup mengerti tentang semua itu. Sering kali aku disuguhkan cerita-cerita kehebatan dan keperkasaan-Mu yang membuat banyak orang mengagumi-Mu, tapi hal itu tidak cukup mengagumkan buat ku. Terkadang aku berpikir, Apakah aku yang terlalu bodoh untuk mengerti semua itu atau mereka yang terlalu pintar untuk menjelaskan kepada ku? Entahlah, sepertinya hanya orang salehlah yang tahu.....

Ketika libur sekolah tiba, seperti kebiasaan disetiap tahunnya aku pergi ke kampung untuk bertemu kakek dan nenek ku, dan di sana pun aku diperhadapkan dengan-Mu. Diwaktu-waktu tertentu aku diwajibkan untuk memberikan persembahan, ungkapan syukur dan melantunkan doa-doa kepada-Mu. Kali ini aku mulai berpikir keras, karena aku menyaksikan cara dan sikap yang berbeda dari orang-orang dikampung kepada-Mu. Aku bertanya kepada kakek tentang hal itu, ia menjawab "ini adalah ajaran nenek moyang kita", kebiasaan yang dilakukan turun-temurun. Aku pun tertarik untuk memperhatikan situasi yang ada, karena aku tidak pernah melihat hal ini di tempat tinggalku yang metropolitan. Di tempat tinggalku, aku menyaksikan orang-orang datang kepada-Mu di bangunan yang megah, dengan pakaian, perhiasaan, kendaraan yang mewah dan memberikan uang sebagai persembahan dan ungkapan syukur untuk-Mu. Di kampung kakek, aku melihat orang datang di pohon atau bebatuan yang besar, dengan pakaian sederhana, tanpa perhiasan, apalagi kendaraan yang mewah dan memberikan hasil ladang atau ternak mereka sebagai persembahan dan ungkapan syukur untuk-Mu. Aku mulai heran dan mempertanyakan diri-Mu, Apakah Engkau sosok yang penuh dengan kemewahan dan hanya layak untuk orang-orang mampu atau Engkau sosok yang penuh dengan kesederhanaan dan hanya untuk oarang-orang biasa? Entahlah, sepertinya hanya orang-orang salehlah yang tahu.....

Setelah menyaksikan semua itu, akhirnya aku mulai mengerti dan berkesimpulan bahwa, Engkau adalah sosok yang berbeda. Engkau yang ada di tempat tinggal ku adalah Engkau yang mewah dan Engkau yang ada di kampung kakek adalah Engkau yang sederhana. Jadi, sosok yang mana yang diakui orang-orang sebagai pemilik semesta ini? ataukah hanya orang salehlah yang tahu.....


Bersambung....